Abstrak/Ringkasan:
Kampung atas air muara Sungai Manggar merupakan salah satu permukiman padat penduduk dengan karakteristik bangunan rumah yang terbuat dari kayu ulin. Penduduk mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani kebun untuk mendukung kegiatan minapolitan sesuai peruntukan pada kawasan sekitarnya. Zona ini terletak di Kelurahan Manggar, yaitu di sekitar muara Sungai Manggar. Karakteristik kawasan ini adalah terletak di tepi dan atas sungai, pola perumahan linier, sejajar maupun tegak lurus garis pantai, tipologi rumah panggung yang bisa secara langsung akses ke kapal/ perahu dan dermaga, dan bangunan 1 lantai. Karakter kampung atas air mengarah pada karakter permukiman kumuh sama halnya dengan permukiman sempadan sungai.
Daerah-daerah yang sensitif terhadap perubahan harusnya dipreservasi atau dikonservasi sebagai infrastruktur hijau sehingga paradigma bahwa infrastruktur hijau bukanlah ruang-ruang sisa diantara ruang-ruang terbangun, melainkan unsur utama dalam tata ruang kota. Strategi pengembangan kota yang berbasis infrastruktur hijau (infrastruktur ekologis) harus diintegrasikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan yang tercermin dalam struktur dan pola ruang bahwa kampung atas air Manggar ditetapkan sebagai permukiman tradisional yang dilindungi. Di sisi lain seluruh kawasan permukiman memiliki hak yang sama dalam memperoleh infrastruktur yang layak.
Perencanaan infrastruktur hijau seharusnya terintegrasi dengan penggunaan ruang permukiman dan jalinan struktur sosial masyarakat. Tujuannya antara lain meningkatkan kualitas kehidupan kota dan masyarakat. Konsep pembangunan kota yang berkelanjutan perlu penyeimbangan pembangunan ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, yakni dengan peningkatan infrastruktur hijau sebagai upaya memperbaiki kualitas lingkungan di kampung atas air Manggar. Dengan demikian, perlu adanya strategi penyediaan infrastruktur hijau berdasarkan karakteristik jaringan sosial dan perilaku penggunaan ruang pada kampung atas air Manggar.
Metode yang digunakan menggunakan empat tahapan analisis. Pertama, analisa karakteristik infrastruktur permukiman kampung atas air Manggar dengan pendekatan statistik deskriptif. Kedua, analisa tipologi jaringan sosial dan perilaku penggunaan ruang dengan social network analysis. Ketiga, analisa kebutuhan prioritas infrastruktur hijau berdasarkan tipologi jaringan dan perilaku penggunaan ruang dengan behaviour map observation. Keempat, penyusunan strategi penyediaan infrastruktur hijau berdasarkan karakteristik jaringan sosial dan perilaku penggunaan ruang masyarakat kampung atas air Manggar dengan analisa triangulasi.
Luaran pengelitian ini adalah rumusan strategi penyediaan infrastruktur hijau berdasarkan karakteristik jaringan sosial dan perilaku penggunaan ruang. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kota Balikpapan di akhir tahun 2019 dalam menentukan kebijakan penyediaan infrastruktur hijau yang aksesibel dan berpengaruh terhadap penguatan komunitas permukiman tradisional. Selain itu akan dicapai pula luaran publikasi pada Jurnal Manusia dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada terakreditasi DIKTI, seminar nasional terindeks Scopus CITIES di Surabaya, dan bahan ajar pada Mata Kuliah Perancangan Kota dan Infrastruktur Kota Program Studi PWK ITK.
Kata Kunci: Infrastruktur hijau, permukiman tradisional, jaringan sosial, perilaku penggunaan ruang