Kuliah Umum "Arsitektur & Traveling"

Kuliah Umum - 18 Desember 2020 - 12:00 AM

Pada tanggal 06 Desember 2020 kemarin, berlangsung kuliah tamu dengan tema Arsitektur & Traveling. Tema ini mengerucut pada bagaimana mengemas memori kolektif dalam sebuah perjalanan arsitektur. Pada kesempatan kali ini, Prodi Arsitektur ITK mengundang narasumber dari Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Nasional yakni Yori Antar dan juga Paskalis Khrisno A. Keduanya sama – sama bekerja di biro konsultan PT Han Awal & Partners milik Yori Antar.

Traveling bukan merupakan hal baru bagi keduanya. Bahkan biro konsultan mereka melakukan perjalanan paling tidak satu kali dalam satu tahun. Di awali dengan trip internasional, Yori Antar yang juga memiliki hobi fotografi, mulai mengabadikan bangunan – bangunan karya arsitek ternama. Paskal, begitu sapaan akrab Paskalis Khrisno, mengikuti jejak Yori Antar dalam menghimpun ide dan menyusun memori kolektif. Karya fotografi hasil perjalanan, banyak terpajang di akun Instagram pribadinya.

Perjalanan demi perjalanan menjelajah berbagai tempat di mancanegara, memunculkan rasa penasaran terhadap kekayaan arsitektur di Negeri sendiri. Semangat semakin membara tatkala mereka menemukan sebuah desa adat yang sangat indah di Waerebo, Nusa Tenggara Timur. Sebuah remote area yang bahkan dianggap orang sekitar mungkin sudah punah keberadaannya. Yori Antar dan rombongannya menjadi pengunjung Indonesia pertama. Kondisi rumah – rumah adat yang memprihatinkan, menggerakkan hati Yori Antar dan Paskal ingin berkontribusi lebih. Dari situlah muncul inisiasi sebuah program “Rumah Asuh” yang akan bergerak dan berjuang dalam pelestarian budaya terutama arsitektur rumah – rumah adat yang ada di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Paskal banyak menceritakan pengalamannya yang semakin hari semakin banyak kemudahan dalam melakukan perencanaan perjalanan dengan adanya keberadaan teknologi informasi. Dia banyak belajar bahwa arsitektur itu sejatinya untuk manusia. Desain dalam perjalanannya, hendaklah banyak melibatkan manusia sebagai pengguna (individu maupun kelompok). Segala pengalaman perjalanannya berpengaruh pada visi dan misi dalam mendesain. Terutama dalam hal pengenalan konstekstual, sensitivitas, keterlibatan masyarakat, dan juga ragam bentuk.

Hal ini diperlengkap dengan adanya pemaparan oleh Yori Antar. Pengalaman perjalanan arsitektur di berbagai benua dan lokasi membantu dalam membangun semangat, kepekaan dan pembelajaran historisnya. Melalui program rumah asuhnya, Yori mengajak untuk berkarya namun tidak lupa pada akar budaya. Belajar boleh dari mana saja, namun jika karya tersebut akan dibangun di suatu lokasi yang memliki nilai – nilai tradisi serta budaya maka wajib untuk ada penyesuaian. Yang menarik adalah, beliau memaparkan bahwa ada satu DNA arsitektur dari beragamnya budaya dan arsitektur di Nusantara, yakni semangat gotong – royongnya.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia. Pemaparan yang begitu menarik oleh Yori Antar dan Paskal membawa peserta seakan ikut menjelajah arsitektur dunia dan Indonesia. “Pengalaman ruang yang harus dirasakan dan dialami sendiri”, begitu keduanya sama – sama menekankan betapa pentingnya sebuah trip dalam berarsitektur. Ide dan juga gagasan dalam desain keduanya tak luput dari pengalaman merasakan ruang yang sudah dialami. Maka tak heran jika tim dari Han Awal Partners, memenangkan berbagai sayembara desain dan juga penghargaan lainnya.